Taman Bacaan 123 Scorpio Pontianak


Ini berita liputan yang kedua, kenapa tidak kumulai dari yang pertama karena menyangkut tentang entreprenuers yang akan dimuat di web lain khusus info wirausaha, jadi mulai dari sini sajalah dulu.

Taman Bacaan ini merupakan satu diatara tempat favorit aku di Pontianak, tempatnya dekat rumah, bahkan bisa jalan kaki aja dari rumah ke sini, komiknya tidak hanya tapi juga kalau nyewa murah banget, banyak diskon, bisa ngebon lagi haha. Ternyata setelah aku manampilkan tulisan ini, esok harinya langsung diliput oleh Pontianak TV. ya semoga taman bacaan ini tetap ada, sayang kalau hilang,

Pak Rame merupakan TNI AD Staff keuangan tahun 1968 yang telah pensiun di tahun 2000 pada umur 56 tahun. Bapak dari 5 orang anak dan menjadi Kakek dari 11 cucu mempunyai hobi membaca buku. 6 bulan Setelah pensiun kebanyakan menghabiskan waktu hanya di rumah membuat pak rame merasa sangat jenuh karena dulunya terbiasa bekerja, ingin melakukan suatu aktivitas tapi bingung mau melakukan apa. Aktif mendonorkan darah di PMI sebanyak 100 × sampai mendapatkan penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Juli 2012 dan juga mendapatkan penghargaan dari ketua PMI Indonesia Jusuf Kalla pada Desember 2012 di Jakarta, “Pemerintah Pontianak yang membiayai semua transportasi dan akomodasi saya ke Jakarta”. Kata pak Rame yang telah mendonorkan darahnya terakhir di umur 61 pada tahun 2005.
Awal membangun Taman Bacaan di depan rumah yang beralamatkan Jln. Pak Benceng No.24 dikarenakan melihat anak-anaknya tiap hari selalu membawa banyak komik sewaan atau pinjaman ke rumah, sehingga Pak Ramepun terpikir untuk membuka Taman Bacaan penyewaan komik sendiri di daerah kota baru. Dengan modal awal Rp. 2 juta pak rame membeli ratusan komik dan beberapa rak buku. Jumlah komik Taman Bacaan yang dimiliki sekarang berkisar 22ribu komik. Tiap minggu selalu ada terbitan komik baru rata-rata 10 buku, zaman dahulu membelinya di agen komik Populer yang bertempat di depan  mall matahari, harga komik zaman dahulu hanya Rp. 8.500 dan disewakan seharga Rp. 800. Sekarang mengambil komik di agen Angkatan Jaya di Jln. Gajah Mada harga komik paling murah bekisar Rp. 18.500 dan disewakan dengan harga Rp. 1.800.
Jumlah penyewa dari tahun 2001 sampe sekarang mencapai 1.672 orang dari berbagai kalangan, kebanyakan dari pelajar atau karyawan swasta, bahkan ada juga yang berprofesi sebagai dokter sebanyak 5 orang,  Pak Rame cukup akrab dengan setiap penyewa yang dating ke taman bacaan sampai sering dijadikan tempat curhat, teman ngobrol, dan banyak juga yang mengundang  Pak Rame ke acara pernikahan mereka.
 Pendapatan dari menyewakan komik di tahun 2001 sampai 2008 bisa mencapai Rp. 300 – Rp.400 ribu perhari, sehingga pak Rame dapat membangun ruko kecil-kecilan didepan rumahnya sekitar Rp. 30 juta
“ Rp.30 juta itu benar-benar murni hasil nyewain buku komik, tidak pakai tunjangan pensiunan, semenjak buka Taman bacaan uang pensiunan bulananan sebesar Rp. 2 juta lebih saya berikan ke istri saja untuk kebutuhan rumah tangga”. Kata Pak Rame.
Mulai tahun 2009 penyewa komik makin berkurang sehingga pendapatan Pak Rame dari komik perhari kurang dari Rp.100 ribu, bahkan pernah hanya Rp. 20rb , “ anak zaman sekarang minat bacanya kurang sekali, mungkin karena pengaruh gadget juga”. Kata Pak Rame.
Taman Bacaan 123 Scorpio buka tiap hari dari jam 08.00 – 20.00 WIB. “Tidak ada hari libur sama sekali, Lebaran saja saya tetap buka”. Ujar pak Rame. Menyewa 5 buku  diberikan diskon 10%, 10 buku 20%, sampai 20 buku keatas 30%.
Resiko membuka usaha ini terbilang kecil hanya dari para penyewa yang tidak mengembalikan buku, tapi hanya sedikit saja yang seperti itu dan sangat jarang, sehingga koleksi komik Pak Rame tetap terjaga. Taman Bacaan yang diketahui Pak rame di Pontianak ada sekitar 11 Taman Bacaan, di kota Siantan ada 2. Tapi pak Rame dengan taman Bacaan lainnya saling tidak kenal, sehingga tidak mempunyai akses info atau komunikasi tentang buku komik. Dalam menjalani usaha ini banyak sukanya “buku itu tidak ada basinya”. Ujar pak rame.
Kendala yang pernah terjadi ketika akhir tahun 2013 sempat sakit stroke selama sebulan, sehingga Taman Bacaan dipegang oleh cucu, susunan bukunya menjadi sangat berantakan, dan banyak buku yang menghilang. “saya bingung jika saya sudah tiada siapa yang akan mengurus, belum ada pikiran mau diwariskan ke siapa atau mungkin bias jadi dijual”.




Labels: